Friday, March 25, 2016

Moving Out

Ok here we go.

Kali ini saya akan becerita tentang moving out saya. Yap, masa berlaku untuk tinggal di asrama sudah habis, saya harus pindah. Antara sedih dan senang LOL, soalnya saya dapat apartemen yang lebih dekat ke kampus, cuma sekitar 10 menit naik sepeda yeah. Kalau asrama saya butuh waktu 30 menit naik sepeda.



Nah, mungkin saya akan sedikit cerita bagaimana caranya nyari apartemen baru di Jepang. Disini rata-rata orang pakai agen. Kita dateng ke tempat agennya, dan jelasin mau kaya apa apartemennya, di daerah mana, dll. Agen yang sering saya lihat sih House Network, Elitz, Homes. Selain itu juga banyak lagi yang namanya aneh-aneh. Cara tau kalau itu agen perumahan ya dari depan tokonya. Biasanya suka banyak pajangan foto kamar-kamar apartemen di jendela tokonya. Untuk saya, saya pakai House Network soalnya beberapa agennya bisa bahasa inggris. Ya, mempermudah komunikasi lah ya. 

Saya datang ke tempat agen, dan bilang saya mau apartemen yang kaya gini gitu, dan dekat kampus. Nah mereka akan cari di database mereka. Oh ya kita juga bisa minta batas harganya. Setelah mereka memperkenalkan beberapa nama apartemen yang sesuai dengan mau kita, kita bisa pulang dan mikir dulu, atau mereka bakal nganter kita ke tempat-tempat apartemen yang disarankan itu. Kalau liat langsung kan bisa ketauan kamarnya kaya apa. Baru deh setelah ditunjukin, kita bisa mikir lagi.

Spesifikasi kamar juga banyak, tergantung luas, ada kamar mandi atau share bathroom, ada kitchen atau share kitched, Kamar mandi shower atau bath tub, kamar mandi unit bus (nyatu sama closet) atau yang misah, lantai berapa, menghadap kemana (biasanya yang hadap timur lebih mahal), ada balkon atau tidak, tempat parkir sepeda atau mobil, dll. Ada beberapa apartemen yang nawarin harga apartemen perbulan udah termasuk biaya air, jadi bisa pake air sepuasnya. Ada juga yang airnya terpisah tapi bayar dengan biaya yang udah fix. Ada juga yang biaya airnya diitung berdasarkan pemakaian (per meter kubik). Tapi kalau gas sama listrik sih karena beda perusahaan, pasti bayar sendiri lagi tergantung pemakaian.

Setelah mempertimbangkan semua hal di atas, saya akhirnya memilih salah 1 dari saran agen saya. Setelah saya bilang saya mau disini, mereka akan mulai mengurus dokumen-dokumennya, dan ada beberapa dokumen yang harus saya isi, saya urus (ke kampus). Cukup pusing karena harus beberapa kali bolak balik kampus-agen. Selain itu juga saya harus bayar untuk asuransi kebakaran sekitar ¥8,000. Well, pengeluarannya emang gede banget sih di awal. Ada bayar agen juga soalnya. Tapi setelah ngurus dokumen pindah-pindah itu, saya tentuin tanggal pindahannya, dan ngurus 'pindahan' barang-barangnya. Tentunya saya butuh jasa pindahan. Waktu itu saya dapet yang murah ¥5,000 tapi dia ga bisa bahasa inggris. Ya, saya berusaha pake bahasa jepang sih, tapi tetep aja sulit kan. Dan tidak kaya di Indonesia yang kalau pindahan, ada semacam 'kurir' yang bantu angkut, di sini mereka benar-benar cuma 'jasa antar', jadi yang ngangkut barangnya kita. 

Sampai di apartemen baru saya, tentu masih ga ada apa-apa. Karena apartemen saya bukan yang full furnished. Kalau full furnished bakal lebih mahal lagi biayanya. Saya beres-beres seadanya, dan langsung ke toko-toko furniture dan barang bekas. Rasanya bener-bener baru kerasa 'hidup sendiri'. Saya harus benar-benar seleksi barang yang butuh, dengan budget yang ada. Barang macem kulkas, mesin cuci, kompor, lemari, meja, kasur, lemari buku, horden, lampu, dll itu harus bener-bener dipikirin secara matang. Jangan sampe salah beli (entah salah ukuran atau salah keperluan), karena selain sayang uang, kalau kita mau buang barang besar kita harus bayar lagi. Jadi ruginya dobel-dobel. 

Untungnya saya dapet kulkas, mesin cuci, microwave, rice cooker dan meja belajar dari temen-temen PPI yang mau pulang ke Indonesia. Ya hal gini emang ga jarang sih, mereka ngasih secara cuma-cuma. Daripada dibuang dan mereka harus bayar, mending mereka hibahkan kan? Jadi yang perlu saya beli itu kaya kompor, lemari, lemari buku, kasur, horden, dan pernak pernik kecil. Itu saja sudah menghabiskan uang cukup banyak. Ga kebayang kalau saya bener-bener mulai dari nol.

Untuk mindah-mindahin barang dari tempat pemiliknya juga saya butuh kendaraan lagi kan. Yang kali ini saya pakai jasa yang berbeda dengan saat saya pindahan. Lebih mahal, ¥8,000 untuk 2 jam. Tapi dia bisa bahasa inggris, jadi yah lebih nyaman sih memang. Saya minta bantuan temen-temen saya untuk pindahin barang-barang itu ke kamar saya. Ga mungkin kan saya bawa sendiri. Setelah itu barulah kamar saya settle. Well, butuh 3 minggu buat ngurus semuanya, phew.

Memang sih apartemen baru saya ini masih ada tanjakan karena deket gunung, tapi saya suka pemandangan dari kamar saya, bagus. Dan meski agak mahal dari batas harga yang saya ajukan ke agen, tapi ya terbayarlah. Karena saya suka kamar itu, jadi harga sih tak masalah bagi saya.
sewaktu masih kosong
barang-barang saya
bagian kitchen
pemandangan dari kamar saya waktu salju turun
wall exhibition di kamar saya lol
saya pakai futon supaya kamarnya ga sempit
book shelf saya lol
Nah kira-kira begitulah cerita tentang move out saya.

Salam,
Mitzi Alia

2 comments: