Sunday, December 27, 2015

Tokyo

仲間の影でボクはあの頃ひとり無力に何もできず。
壊れていく日々のなかでそれぞれ必然の指すままに。
何が正しくても何が間違いでも、それを示すみちがひとつだけなら。
迷わず貫こう必ず突きつけよう。
揺るがない自分の答えだと。
ーSeijuro Akashi ft. Tetsuya Kuroko, ANSWERー

Ohayo!!

Saya sebenarnya belum libur tahun baru. Entah mengapa Kyodai lambat sekali liburnya, dan libur pun tak sampai seminggu. Sedih sekali, padahal kalau lebih lama, saya bisa mipil belajar buat UAS lebih banyak. Tapi yah apa boleh buat.

Dari judul kali ini, ya, saya akan sedikit sharing tentang 'jalan-jalan' saya di Tokyo. Saya gatau ini bisa dibilang jalan-jalan atau tidak, soalnya sebenarnya itu bukan hari liburan juga jadi yah, saya hanya memaksakan diri untuk liburan.

Jadi saya urutkan saja apa yang saya lakukan selama di Tokyo untuk 4 hari kemarin. Saya berangkat Jumat malam, tanggal 18 Desember. Saya naik bus malam supaya sampai Tokyo nanti pagi bisa langsung menjajah Tokyo. Oh ya, saya naik JR Bus dari Stasiun Kyoto dan sampai di Stasiun Tokyo. Berangkat pukul 22.40. Saya waktu itu sudah pesan tiket dari sebulan sebelumnya (soalnya semakin dekat ke hari, apalagi beli on the spot, bakal lebih mahal dan belum tentu ada jaminan ada kursi kosong). Saya pesan di kampus dengan susah payah, soalnya mba-mba nya gabisa bahasa inggris. Tapi yah untung aja bisa mengerti satu sama lain.

Sunday, December 13, 2015

'Late' Post

Maji de, hisashiburi!

    Wah, wah tak terasa seperti sudah berabad abad saya tak menulis apapun. Bukannya tak ada hal istimewa selama 2 bulan terakhir ini, hanya saja waktu berjalan sungguh TERLALU cepat hingga saya tak diperbolehkan untuk bernapas, ah bohong. Tak ada orang yang terlalu sibuk. Sesibuk apapun orang itu, kalau memang penting sih pasti dia akan meluangkan waktunya untuk mengerjakan hal penting itu.

    Yah, intinya, saya tak benar-benar menyisihkan waktu saya untuk menulis. Kebetulan sekarang lagi ada mood untuk sharing, yasudah saya tekadkan untuk menulis. Masalah dari semester ini, yang membuat saya begitu sulit untuk meluangkan waktu, adalah saya mengambil 15 course, yaitu sekitar 18 kelas, dan kalau ditotal kira-kira sama kaya 36 sks. Sungguh, memang saya juga yang nekat, tapi saya hanya ingin cepat menyelesaikan semua matkul tambahan di semester ini, jadi saya tak perlu mengambil kelas tambahan lagi tahun depan JIKA dan HANYA JIKA saya dapat semua kredit di semester ini. Maka dari itu, mau tak mau saya harus benar-benar fokus untuk belajar. Sekali pun saya ada waktu istirahat sabtu-minggu, saya gunakan untuk melampiaskan hobi saya (re: nonton anime yang jadi kewajiban saya setiap sabtu-minggu, atau gambar). Maka dari itu, saya tak benar-benar meluangkan waktu untuk menulis blog.

    Tapi, sudah 2 bulan terlewatkan. Banyak hal yang terjadi, hingga saya tak tahu harus mulai darimana. Coba saya runutkan dengan baik.

Thursday, October 1, 2015

College Finally Starts

Hallo!

Yah hari ini hari pertama kuliah. Baru saja hari pertama tapi saya sudah mendapatkan tugas buat minggu depan. Yeah, that's Kyoto University for ya.

Anyway, berhubung sudah mulai kuliah, sepertinya kehidupan saya mulai kembali sibuk, dan saya harap bisa menjaga fisik saya supaya kuat. Sudah lama sekali sejak saya melatih fisik saya di Jepang, yah kira-kira 5 minggu di Indonesia saya sama sekali tak melakukan kegiatan fisik yang berat, alhasil saat saya kembali ke kehidupan kampus, saya jadi cepat lelah.

Sebenarnya semester ini cenderung lebih sedikit matkulnya, saya jadi berkeinginan untuk mengikuti salah satu klub di Kyodai, yaitu Art Club. Terdengar menyenangkan karena mereka hanya ngumpul dan melakukan sketsa. Meski begitu, jika suatu saat klub ini mengganggu jadwal belajar saya ya tentu saja saya akan berhenti.

Selain itu, asrama saya mulai kedatangan orang-orang baru yang exchange di Kyodai. Jadi banyak muka-muka baru di sini. Tapi yah, orang tipe seperti saya yang kurang suka dengan sosialisasi sih acuh tak acuh menghadapi mereka.

Welcome party pun mulai diadakan, seperti di PPI, dan juga asrama saya. Lumayan deh dapat makanan gratis haha.

Memasuki musim gugur, suhu di sini mulai turun dengan cepat. Bahkan sekarang pun meski baru awal musim gugur, sudah mencapa 18 derajat celcius. Udara dingin kadang terasa menusuk kalau saya sedang naik sepeda. Mungkin saat musim dingin nanti, saya tak bisa memaksakan diri untuk naik sepeda ke kampus. Karena jujur saja, saya lebih tahan panas daripada dingin.

Yah, sudah saatnya kembali fokus pada apa yang harus saya kerjakan.

Salam,
Mitzi Alia

Thursday, September 24, 2015

KiDS

Konbanwa!

Sebelumnya, selamat hari raya Idul Adha! Alhamdulillah Idul Adha bisa saya rayakan bersama keluarga di rumah.

Nah berhubungan dengan judul kali ini, KiDS yang saya maksudkan bukan dalam arti "anak-anak", tapi singkatan dari Kyoto University Disaster Prevention School. Nah inilah acara yang saya jalani selama di Jogjakarta. Baru saja kemarin saya kembali dari Jogja setelah menyelesaikan misi yang dibebankan pada 5 orang Indonesia (termasuk saya) dan 5 orang Jepang itu.

Lalu, apasih KiDS ini? Ya, secara kasarnya sih program ini mirip dengan penyuluhan tentang bencana alam ke berbagai SD yang ada kemungkinan rawan bencana. Pendidikan kaya gini sangat penting untuk ditanamkan pada anak-anak sejak dini supaya tingkat kesadaran mereka meningkat dan bisa mengurangi korban yang mungkin berjatuhan jika bencana tersebut datang. Inilah tujuan utama KiDS.

Selain mengunjungi SD untuk penyuluhan, kami juga mengunjungi badan atau organisasi yang bekerja di bidang pengamatan dan mitigasi bencana alam, seperti BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) dan PSBS UGM (Pusat Studi Bencana Alam UGM). 

Sunday, September 13, 2015

Going Home

Well it's been a long long long time, isn't it?

Yah, saya memang lagi pulang ke Indonesia. Duh sebenarnya malu juga ya, baru aja 5 bulan disana, masa sudah pulang. Saya memang tak ada niat pulang kok.  帰るつもりはないよ。Tapi waktu itu tiba-tiba diajak senpai untuk ikut acara volunteer program tentang disaster prevention di Jogja. Awalnya saya sempat ragu juga, ikut apa ngga. Kalau saya ikut berarti saya harus pulang kan, masa ke Indonesia tapi ga pulang sih. Akhirnya setelah diskusi sama orang tua, yah saya memutuskan untuk pulang. Jadilah saya pulang sekarang!
Oleh-oleh Tokyo Banana saya beli di bandara
Pemandangan dari bandara

Thursday, August 27, 2015

Malam Indonesia

Okaeri!

Yah sudah lama saya belum posting lagi ya. Sebenarnya saya juga tak ada kerjaan khusus sih, cuma akhir-akhir ini saya menghabiskan waktu untuk baca beberapa novel. Dan saya tak tahan lagi, saya juga sepertinya akan memulai plot projek manga saya. Semakin lama di Jepang, semakin semangat saya untuk memulai my own manga haha. Yah tapi itu bukan hal mudah, menemukan plot yang menarik dan tak mirip dengan manga yang lain, tentunya butuh pemikiran yang keras. 

Meskipun begitu, saya juga agak khawatir sih. Hasil semester 1 kemarin baru saja keluar dan, yah tidak bagus. Bahkan saya failed di salah satu matkul, terpaksa saya harus mengulang matkul itu di semester  3. Tentunya ini tamparan bagi saya. Well, seumur umur saya belum pernah gagal segininya kalau tentang pelajaran. Biasanya hanya mepet gagal saja, tapi ini benar-benar gagal. Sejujurnya saya syok, apalagi nilainya cukup jauh dari batas minimal. Apa boleh buat, ini jadi trigger saya untuk "tak boleh gagal" di semseter 2 nanti. Berat sih, beban banget buat saya, tapi yah itu kesalahan saya sendiri. Mungkin kemarin saya memang belum serius.

Posting kali ini, saya akan bercerita tentang Malam Indonesia, wah apa itu? Sebenarnya ini adalah acara rutin Indonesian performance selama 2 tahun sekali oleh PPI Kyoto-Shiga. Acara ini diselenggarakan tanggal 9 Agustus kemarin. Sekitar 3 bulan kami mempersiapkan ini, latiham tiap sabtu-minggu (karena tak mungkin ganggu waktu kuliah), terus tentunya yang paling sibuk adalah senpai-senpai yang mengurus alur performance, anggota, bagian panggung, dan pendanaan. Saya karena hanya diundang untuk ikut tampil, cuma tau harus nari ini dan itu. 

Monday, August 17, 2015

Summer Holiday

Wah sebelumnya, selamat ulang tahun buat Indonesia! Yah, ga ada apa-apa di sini, saya sampai lupa kalau hari ini 17 Agustus. Yare yare. Kalau tak salah sih ada upacara di konjen, tapi saya tak ikut sih soalnya seharian ini hujan juga.

Nah berikutnya, saya akan sedikit berbagi cerita tentang liburan summer ini, dan apa saja yang saya lakukan. Hm, sebenarnya bukan hal yang besar sih, karena saya hanya berkeliling di Kyoto dan Osaka. Saya ke Osaka 2 kali, hari senin kemarin, dan hari rabu-nya. Hari senin saya hanya ke daerah Denden Town, sebenarnya ini cuma daerah pertokoan elektronik biasa sih dari luar, tapi ternyata lokasi ini kaya Akihabara-nya Osaka gitu. Kebetulan saya penasaran, jadi saya pergi ke sana bersama Senpaichan. Kami berangkat dari Kyoto jam 8 pagi, niat sekali ya? Haha, tentulah ini hobi saya sih ya. Ternyata cukup mudah juga ke lokasi, cuma naik JR sekali, terus naik subway. Bisa dibilang Kyoto-Osaka itu kaya Jakarta-Bandung, tapi ongkos yang saya habiskan bolak balik cuma sekitar Rp100k, padahal kalau Jakarta-Bandung sekali jalan saja lebih dari itu ya. Yah kami banyak berkeliling tentunya, saya rasa saya sampai hapal lokasi-lokasi toko yang cukup bagus haha. Animate, K-Books, dan Kotobukiya pun ada. Seperti surga... Yah surga sederhana ya bagi saya.

Friday, August 14, 2015

Such Annoying Missunderstanding

おはよう。

Oke, emang agak aneh yah judul kali ini. Maaf kalau kali ini bukan tentang Jepang, tapi saya hanya ingin berbagi pendapat saja. Karena akhir-akhir ini ada yang mengganggu pikiran saya. Yah, tentang kesalahpahaman orang-orang di sekitar saya.

Bagi yang mengikuti isi blog saya, kalian pasti ingat tentang Senpai-chan yang pernah saya sebut sebelumnya. Ya, dia teman saya. Memang baru 6 bulan ini bertemu, tapi saya merasa cocok saja. Oke, mungkin jadi agak ambigu ya kalimatnya, tapi maksud saya bukan ke arah yang sedang kalian pikirkan. Saya, meskipun perempuan, tak punya hobi seperti layaknya perempuan pada umunya. Saya tak suka dandan, saya tak suka belanja (lebih tepatnya tak ada selera untuk belanja), saya tak punya selera layaknya perempuan kebanyakan, saya tak suka hal yang imut-imut atau kecewek-cewekan, hobi saya juga tak normal (re:otaku), mungkin ini yang mempersulit saya untuk mendapatkan teman yang sejalur dan sepemikiran dengan saya.

Katsura Campus Visit

Doumo,

Sudah hampir seminggu, yah sebenarnya saya tak sibuk belajar atau urusan kuliah. Tentu saja, sudah saatnya liburan musim panas! Ya, beberapa hari ini saya lalui dengan jalan-jalan ke berbagai tempat, makanya baru sempat posting lagi. Yap, その話はあとで、今京都大学を話しましょうか。

Katsura Campus, jadi Kyodai itu punya 3 kampus utama, Yoshida, Katsura dan Uji. Sebenarnya 3 nama itu diambil dari lokasinya sih, Yoshida Campus berarti di Yoshida, Katsura Campus berarti di Katsura, dan Uji Campus berarti di Uji. Nah, kampus utama dari engineering itu di Katsura, berarti banyak lab-lab untuk tahun ke 4 yang lokasinya di Katsura. Makanya banyak senpai yang bolak-balik Yoshida-Katsura pas tahun ke 4. 

Nah, minggu lalu, 5 agustus 2015, kami mahasiswa Kyodai dari fakultas engineering difasilitasi campus visit dan berkunjung ke Katsura untuk melihat lab-lab yang keren itu. Lumayan jauh yah dari Yoshida, sekitar 40 menit naik bus. Dan bus nya pun sudah disediakan oleh pihak kampus. Siang hari kami berkumpul, sekitar pukul 1 siang, lalu langsung menuju Katsura. 

Saturday, August 8, 2015

Inter-High Basketball

Dear all,

Akhir-akhir ini saya bisa sering post, oh tentulah, liburan musim panas sudah dimulai, dan banyak kegiatan yang saya lalui. Makanya saya bisa bercerita macam-macam. Oke berkaitan judul kali ini, saya akan sedikit membahas Inter-high. Wah apa itu Inter-high? Ini adalah acara tahunan yang diselenggarakan Jepang, kompetisi nasional lebih tepatnya, antar seluruh SMA di Jepang. Kompetisi ini hanya untuk kompetisi olah raga saja.

Inter-high diselenggarakan selama musim panas, sementara kompetisi olahraga lain yang diselenggarakan musim dingin bernama Winter Cup. Nah, sebenarnya cabang olahraga yang dikompetisikan banyak sekali, tapi berhubung yang saya sukai hanya basket, jadilah saya membahas tentang basket. Inter-high basket ini dimulai dari tanggal 29 Juli dan berakhir tanggal 3 Agustus kemarin. Tanggal 29 Juli hingga 2 Agustus adalah babak penyisihan hingga semi final, nah finalnya yaitu tanggal 3 Agustus.

Karena saya tidak punya banyak waktu untuk mengikuti dari awal, dan saya tak punya sumber orang untuk mengetahui letak dan waktu tiap pertandingan selama penyisihan hingga semi final, akhirnya saya hanya menonton saat pertandingan final.

Thursday, August 6, 2015

Ramen Halal

Konbanwa,

Yeah kali ini saya akan membahas tentang kios ramen berlabel 'Halal' yang baru-baru ini dibuka di dekat Kyoto Station. Yah, selama ini kami tak bisa memakan atau mencicipi ramen, karena kandungan kuah ramen yang biasa dijual itu mengandung babi. Makanya setelah tau tentang kios ini, warga PPI yang penasaran langsung menyerbu tempat ini untuk merasakan ramen asli Jepang. Yah saya juga penasaran soalnya, banyak yang bilang taste ramen asli Jepang itu beda jauh sama yang biasa kita rasakan di Indonesia.
Nah ini tampak dari luar
Akhirnya waktu itu saya dan beberapa teman di PPI pun pergi ke kios bernama 'Ayam-Ya' ini. Saya juga baru sadar bahwa nama kios nya itu berbahasa Indonesia, entah mengapa.
Nama kios nya
Ini menunya
Kami pun masuk, tempatnya ga terlalu besar, tapi ada musholla nya juga sih jadi convenient banget deh. Cara pesennya juga unik sih, jadi ada mesin seperti vending machine, kita harus pilih menunya dan langsung bayar. Jadi kita bayar sebelum makan gitu. Setelah bayar, kita dapet kartu, nah kartu ini yang dikasih ke pelayannya. Yang bikin kaget adalah ternyata pelayannya orang Indonesia! Duh, lol banget ya, dia nanya ke kita mau porsi besar atau kecil (soalnya harganya sama) pake bahasa Indonesia. 
Ini mushollanya, di depannya ada pintu masuk musholla cowo
Ini untuk mesen makanannya
Setelah ngasih pesanan, kami duduk nunggu, waktu itu kebetulan udah waktu maghrib, jadi kami solat dulu sambil nunggu pesanan. Setelah solat, ga lama kemudian pesanan pun diantar. Dan kami pun mencicipi rasa ramen asli Jepang.
Toko tampak dari dalem
Nah inilah ramen halal!
Well, enak sih, cuma saya merasa biasa aja, duh. Padahal teman-teman saya banyak yang bilang enak banget, sampe dateng berkali kali dan nambah gitu haha. Tapi kata saya sih ya enak, tapi biasa aja gitu, kaya mie biasa hahaha. Saya lebih suka udon entah kenapa. Tapi kalau penasaran rasa ramen asli Jepang sih worth it kok, biar ga penasaran lagi kan rasanya kaya apa. Ternyata emang beda banget sama ramen yang dijual di Indonesia. Kaldunya lebih kerasa kental gitu, taste nya beda banget deh. Jadi jangan samakan rasa ramen Indonesia dengan ramen asli Jepang ya!
Gerombolan kami
Oke bagi yang penasaran, silakan kunjungi 'Ayam-Ya' deket Kyoto Station! Alamatnya sekitar sini.

Salam,
Mitzi Alia.

Tuesday, August 4, 2015

Visiting Hamamatsu

Hi!

Semakin kesini, semakin saya bisa merasakan liburan musim panas, ya, KYOTO SEMAKIN PANAS. Dan saya rasa bisa meleleh kalau keluar. Sempat waktu itu suhu mencapai 38 derajat, dan real feel udaranya mencapau 45 derajat. Ternyata Kyoto emang kota paling panas kalau pas summer katanya. Sepanas itu pun, belum puncaknya. Biasanya akhir agustus barulah puncaknya. OH TIDAK. Saya tidak bisa membayangkan betapa panasnya.

Oke, tentang kali ini, saya akan bercerita perjalanan bolak-balik saya Kyoto-Hamamatsu. Bukan karena Hamamatsu adalah tempat spesial dan semacamnya sih, justru tidak ada apa-apa yang unik di situ. Boleh dibilang, sisi desa Jepang ya. Sepi banget, cuma ramai di sekitar stasiun aja. Terus kenapa saya ke sana?

Jadi ceritanya adik saya ada acara summer school dari Shizuoka University, dan dia nginap di Hamamatsu. Makanya saya datang dari Kyoto ke Hamamatsu. Padahal waktu itu saya lagi di tengah minggu-minggu kuliah, yaitu hari selasa, tanggal 21 Juli. Tapi demi adik saya (cie), saya pun rela bolos satu matkul.
Ini di dalem stasiun khusus jalur shinkansen, kaya di airport ya?
Saya berangkat hari selasa sore, sepulang kuliah, bersama teman saya yang kebetulan juga lagi ikut summer program di Jepang. Langsung menuju Stasiun Kyoto dan mengambil Shinkansen ke Hamamatsu. Karena Hamamatsu itu cukup jauh, saya memilih naik shinkansen supaya cepat. Memang mahal sih, tapi ya apa boleh buat juga kan. Naik shinkansen pun, masih memakan waktu 1 setengah jam.
Ini tiket shinkansen, tertera harganya
Ini pertama kalinya saya naik shinkansen, jadi wajarlah ya agak norak dikit. Ternyata memang cepet banget melajunya. Di dalemnya juga nyaman banget, seperti di pesawat, bedanya ga ada seat belt aja. Bahkan petugas yang kaya pramugari di pesawat yang suka bawa 'gerobak' makanan pun ada di shinkanse ini. Kita juga bisa men-charge gadget kita karena disediakan stop kontak di bawah jendela. Nyaman banget lah.
Shinkansen dari luar
Ini bagian dalamnya


Perjalanan tak terasa, cuman berenti di 1 stasiun, yaitu Nagoya, sebelum akhirnya berenti di Hamamatsu. Setelah turun, udah semakin sore, mungkin kisaran maghrib. Lalu saya langsung menuju hotel tempat adik saya menginap. Akhirnya kami pun bertemu, dan banyak ngobrol, juga bersama teman saya itu. Yah sebenernya teman saya ini juga teman adik saya. Dan dia adalah kakak kelas kami berdua, alumni IC, pastinya murid ibu saya. Makanya kami mengenal dia, namanya Kefin. Ya, kami cukup akrab dengannya, jadi kami bisa banyak berbincang saat bertemu.

Berhubung adik saya lagi excited banget, akhirnya kami jalan-jalan keluar meski sudah malam. Kami mencari tempat makan, dan akhirnya sampai di sebuah restoran sushi, Kappa Sushi. Kami menghabiskan banyak waktu di situ, untuk makan hingga kenyang dan ngobrol sampai puas, soalnya saya harus kembali ke Kyoto besoknya. Alhasil kami menghabiskan 29 piring sushi haha, yah lumayan lah buat bertiga sih ga terlalu banyak.
Yak inilah hasil makan malam kita
Inilah wajah puas kami
Ini masih mula makan, belum banyak piring
Setelah puas, kami pun pulang dan tidur karena lelah. Esoknya, saya siap-siap untuk kembali ke Kyoto. Adik saya siap-siap untuk mengikuti acara program yang telah diatur. Sementara kak Kefin juga akan pergi ke Toyama untuk mengunjungi temannya. Dan di sini lah kami berpisah.
Orang Jepang nya salah satu profesor Shizuoka University,
Adik saya yang paling kanan, yang paling kiri itu adik kelas saya
Saya pulang ke Kyoto sendiri. Untungnya saya juga sudah tau cara beli tiket shinkansen, jadinya tak usah khawatir. Tiket shinkansen bisa dibeli di stasiun, seperti loket self-service. Ada pilihan bahasanya, kita tinggal pilih dari stasiun apa, menuju stasiun apa, berapa orang, dan pilih reserved atau un-reserved. Biasanya reserved lebih mahal, dan kita harus menentukan jam. Kalau un-reserved, ga usah nentuin jam, kita tinggal liat jadwal shinkansen yang datang, dan ingat shinkansen jenis mana dan nomor berapa yang berhenti di stasiun tujuan kita. 

Shinkansen ada 3 jenis, Kodama, Hikari dan Nozomi. Berbagai jenis lagi juga ada sih, tapi yang sering diliat itu 3 jenis ini. Kodama yang lebih sering berenti, Hikari ga terlalu banyak berenti, dan Nozomi yang cuma berenti di beberapa stasiun aja. Lebih jelasnya tentang shinkansen bisa diliat di sini.

Yah begitulah perjalanan singkat saya, sekedar mencoba shinkanse haha.
Berikutnya saya akan membahas ramen halal! Tunggu postingan selanjutnya!


Salam,
Mitzi Alia.

Friday, July 31, 2015

Lebaran dan Typhoon

Ohayou!

Akhirnya! Semester 1 pun berlalu! Akhirnya saya berhasil menyelesaikan semua final exam dan report yang membebani saya selama ini lol. Akhirnya saya bisa merasakan libur musim panas yang telah di depan mata. Berbagai rencana sudah tersusun rapi untuk me-refresh otak saya yang sedikit over-working. Yah, untuk mempersiapkan final exam saja saya harus beberapa kali tidak tidur. Saya sampai nginap di kampus buat belajar. Ohya enaknya di sini ada 24H room buat mahasiswa yang mau belajar di kampus. Dan saya agak syok pas ikut 'menginap', ternyata rame banget sama orang Jepang. Hebat ya mereka belajarnya beneran ga tidur semaleman! Yah walau saya juga pada akhirnya melakukan hal yang sama.

Kebetulan saya 'masih' di kampus, baru menyelesaikan report terakhir saya yang harus dikumpulkan hari ini. Dan saya benar-benar belum tidur dari kemarin. Setidaknya tugas saya selesai dan saya bisa bernapas lega.

Nah, untuk kali ini saya mau membahas tentang lebaran di Kyoto. Mungkin udah telat ya, soalnya saya baru sempat lagi menulis. Sebelumnya saya benar-benar fokus untuk meghadapi final exam.

Sunday, July 19, 2015

Gion Matsuri



Dear readers,

Alhamdulillah Ramadhan berlalu dengan lancar. Puasa di Kyoto emang ga mudah, tapi setidaknya saya berhasil melaluinya. Walau agak sedih juga sih ga bisa ngerayain sama keluarga, ketupat, dan opor istimewa. Yah apa boleh buat. Pembahasan tentang lebaran di Kyoto akan saya tunda dulu ya.

Oke, dari judulnya pasti bisa nebak kan, ya itu loh, Festival Gion atau Gion Matsuri yang sangat terkenal di Jepang. Festival ini adalah salah satu festival terbesar dan termenarik di Jepang. 
Gion Matsuri
Lalu apa sih Gion Matsuri itu? Awalnya sih didasarkan pada ritual keagamaan yang fungsinya sebagai ritual 'purification' atau sebagai penyucian. Tapi makin lama, akhirnya festival ini jadi budaya Jepang yang sangat unik. 

Festival ini berlangsung selama 1 bulan, yaitu bulan Juli. Awal bulan Juli, sepanjang jalan dari Sanjo hingga Shijo akan disuasanakan Gion Matsuri dengan memasang lampion-lampion di trotoar dan menyetel musik-musik khas Gion Matsuri. Semakin mendekat ke acara puncak, semakin banyak orang Jepang dan turis yang ikut meramaikan Gion Matsuri dengan memakai yukata, kimono musim panas, untuk sekedar berjalan-jalan di daerah Sanjo Street hingga Shijo Street. 

Gion Matsuri ini memiliki 2 kali main event, tanggal 17 dan 24 Juli. Malam sebelum main event disebut dengan yoiyama, 2 malam sebelum main event disebut dengan yoiyoiyama, dan 3 malam sebelum main event disebut yoiyoiyoiyama. Unik ya? Berhubung Gion Matsuri ini adalah festival termeriah, banyak turis yang akan datang dan melihat, makanya semakin mendekati main event, jalan Gion-Shijo-Karasuma akan ditutup untuk kendaraan umum, sebab akan banyak orang-orang berjalan dengan menggunakan yukata untuk ikut memeriahkan Gion Matsuri.

Lalu, apa yang ada di main event? Nah di main event ini, sekitar 40 yamaboko (sejenis floating) bakal diiring. Singkatnya ada parade yamaboko melewati rute-rute tertentu. Yamaboko ini juga beda-beda jenisnya, dari yang paling sacred dan besar, hingga yang biasa saja. 
Ini prosesi parade (source)
Prosesi parade (source)
Ini yamaboko yang saya lihat
ada orang di atasnya yang sedang memainkan musik

Tentunya, sebagai pemula di Kyoto, saya juga tidak mau ketinggalan acara istimewa dan meriah ini di Kyoto. Untunglah salah satu organisasi Jepang-Indonesia APIJ, memberikan kami pinjaman yukata bagi mereka yang tertarik untuk ikut turun meramaikan Gion Matsuri. Kesempatan ini tentu tidak saya sia-siakan, saya pun ikutan untuk memakai yukata dan menikmati suasana yoiyoiyama di Shijo-Kawaramachi Street.
Banyak orang berkeliaran dengan yukata
Ini daerah Gion
Ini daerah Karawamachi
Saya dengan yukata
Untuk meminjam yukata, kami harus datang ke suatu restoran Indonesia bernama 'Bali-Bali', di situ ada 2 orang Jepang anggota APIJ yang akan membawakan yukata dan memakaikan yukata pada kami. Setelah semua siap, kami boleh keluar untuk jalan-jalan. Sayangnya saat itu sangat panas, yah karena memang sudah masuk musim panas. Jadi terasa sangat lelah, meskipun kami jalan-jalan saat malam hari. Saya melihat yamaboko yang akan digiring ternyata sudah disiapkan di jalan. Dan benar saja, sangat besar. Saya tidak terbayang kalau mereka benar-benar harus menarik floating itu melewati rute tertentu di siang hari saat summer seperti ini.
Ada orang yang bermain musik tradisional
Bagian belakangnya seperti tempat berdoa
Setelah puas menikmati malam, sekitar jam 10 malam, kami kembali ke Bali-Bali dan mengembalikan yukata pinjaman itu. Barulah kami pulang. Sungguh pengalaman yang unik, pertama kali saya mengenakan yukata dan berjalan-jalan di Jepang bersama orang-orang Jepang yang juga menikmati Gion Matsuri dengan beryukata. 

Tapi, yang membuat saya heran adalah, besok malamnya setelah kami beryukata, badai tiba-tiba menimpa daerah Kyoto. Emergency alert tentang 'typhoon' dann 'landslide' silih berganti masuk ke hp saya. Sungguh mengerikan. Ini pertama kalinya bagi saya untuk menghadapi cuaca ekstrem seperti ini. Badainya memang cukup besar, dengan ujan lebar dan angin yang bertiup kencang sehingga menimbulkan suara tiupan angin dan menggerakan jendela kamar saya.
Sungai Kamo sampai meluap
Hujan deras di hari lebaran
Yang saya khawatirkan adalah kelangsungan Gion Matsuri. Saya tidak tahu apakah tetap berlangsung atau tidak, tapi yamaboko yang telah disiapkan pastinya akan diguyur hujan dan angin. Ditambah di hari main event kemarin, yaitu 17 juli, adalah puncak badai dimana saya mendapat alert 2 kali, peringatan tentang peak of typhoon dan landslide di beberapa tempat tinggi. Sungguh mengerikan.
Pringatan pertama
Peringatan kedua
Saya sungguh kagum dengan teknologi Jepang, semua orang bisa langsung mendapat alert semacam ini. Jadi proses evakuasi jika terjadi sesuatu akan lebih mudah. Alarm ini juga berbunyi sendirinya, membuat saya kaget mendapat peringatan semacam ini.

Tapi, yah, selain semua itu, saya harap alat-alat dan perlengkapan Gion Matsuri aman-aman saja. Saya yakin orang Jepang telah mempersiapkan yang terbaik untuk menghadapi cuaca seperti ini.


Salam,
Mitzi Alia.

Sunday, July 5, 2015

Du-Nou

Ohayo gozaimasーsu.
Aahh, hari ini minggu, berarti besok senin. Dan saya harus menyelesaikan report kalkulus saya. Ckck, lelah.

Oke mungkin banyak yang berpikir tentang judul kali ini, apaan nih? Bagi yang udah tau, wah kalian hebat! Karena saya juga baru tau istilah ini dari dosen. Jadi ceritanya 2 minggu yang lalu, ada seminar di kelas saya, yang pengisi seminarnya adalah Prof. Makoto Kimura, salah satu profesor geomechanics di Kyodai. Well, saya sangat impressed dari seminarnya. Awalnya saya kira beliau orang yang strict gitu, soalnya pas mau mulai seminar, tiba-tiba beliau marah-marah di kelas kami karena kami waktu itu berisik. Beliau bilang "Kalian ini anak TK ya? Pantes aja sekarang rank civil engineering di Kyodai jadi turun, ya gimana penerusnya aja kaya gini" wah wah, saya langsung mikir, "Hah apa-apaan nih, kenal aja belom udah diginiin". Tapi ternyata setelah kenal, saya malah kagum banget sama beliau.
Ini Prof. Kimura (source
Oke, jadi seminar beliau itu nyeritain tentang hidup beliau. Tidak juga sih, beliau nyeritain hidup beliau dan projek besar beliau. Beliau udah keliling dunia cuma untuk benerin jalan. Oke ini lucu, dan terdengar biasa aja, gaada yang wah. Tapi, saya sangat kagum dengan pekerjaan beliau. Beliau bilang ini sebagai "hobi" aja buat keliling dunia dan benerin jalan. Padahal sebenernya mah ini pekerjaan luar biasa.
Ini saat beliau perbaikin jalan (source)
Beliau menciptakan sebuah teknik untuk memperbaiki jalan TANPA menggunakan alat berat yang biasa kita liat di jalan itu loh, buat aspal dll. Beliau buat jalan cuma bermodalkan "Du-Nou". Wah apa itu Du-Nou? Nah inilah yang beliau ciptakan. Du-Nou itu sejenis karung plastik, terbuat dari polipropilen, yang didesain khusus supaya kuat, anti air, dan bisa mencegah lumpur di daerah yang sering ujan. Makanya sering dipake di daerah tertentu untuk pencegahan banjir. 
Inilah Du-Nou (source)
Caranya? Nah plastik-plastik Du-Nou itu nanti diisi tanah, diiket. Jadilah gundukan-gundukan gitu. Jalanan yang rusak nanti digali dengan kedalaman tertentu, terus gundukan Du-Nou nya disusun rapi di jalanan itu, secara rapat. Setelah disusun, Du-Nou nya di compact supaya datar dan kuat. Nah, bagian paling atasnya, dilapisin lagi sama tanah supaya ketutup plastik Du-Nou nya. Jadilah jalan yang kuat dan tahan lama!
Ini artikel tentang Du-Nou
Penjelasan tentang Du-Nou
Nah ini cara bangun Du-Nou
Terdengar sederhana ya, terus buat apa sih perbaikin jalan sampe keliling dunia? Beliau bilang sih ini hobi aja, padahal mah ada alasannya juga. Kalian tahu, di negara yang masih kurang maju, banyak orang-orang kesusahan untuk mendapatkan sumber air, kesehatan, dan makanan. Mereka harus melalui jalur-jalur jauh hanya untuk mencukupi kebutuhan mereka. Jalan yang mereka lewati itu kebanyakan hanya terbuat dari tanah yang rawan. Ini artinya kalau musim ujan atau badai gitu, jalanan bisa rusak dan lubang-lubang besar  terbentuk. Tentunya ini menghambat mereka untuk mendapatkan kebutuhan mereka, mereka tak bisa melalui jalan itu untuk mendapatkan makanan, air, atau yang lebih parah untuk penanganan orang yang sedang kritis. Karena itulah, penghubungan, pembangunan, dan perbaikan jalan sangat penting bukan?

Selain hal itu juga, Du-Nou ini dikembangan supaya semua orang bisa melakukannya. Dari sinilah small civil engineers terbentuk. Prof. Kimura melahirkan teknik sipil kecil dengan memberi mereka pengetahuan untuk memperbaiki jalanan mereka sendiri. Dengan begini, orang-orang itu tak lagi bergantung pada siapapun, mereka bisa membantu desa mereka sendiri. 

Dan setelah adanya perbaikan jalan ini, aktivitas ekonomi, sosial dan kesehatan di negara-negara yang telah dikunjungi menjadi lebih berkembang tentunya. Mendengar hal ini, saya sangat terkagum-kagum. Pekerjaan beliau sangatlah mulia. Beliau bahkan tidak menagih apapun setiap kali kunjungan ke negara-negara tersebut. Ini hanya "hobi" beliau untuk menyebarkan metode Du-Nou ke seluruh dunia, begitu katanya. Beliau juga berceletuk, "Dari 'Don't know' (re:donno), jadi 'Do know' (re:dunou) yang terakhir 'Do now' (re:dunau)" dan seisi kelas pun tertawa.

Wah, wah, memang sungguh semua Profesor Kyodai itu luar biasa ya. Saya tidak sabar untuk belajar lebih dalam di kampus ini.

Salam,
Mitzi Alia.

Sunday, June 28, 2015

Spending Weekend

Belum, emang belum sih saatnya long weekend.
Maksud saya di sini adalah, bagaimana saya spending time in my precious Saturday and Sunday.

Sebelumnya saya mau cerita, tanpa saya sadari, ternyata saya memang under pressure and stressed out. Berkali-kali saya berusaha mengelak perasaan ini, tapi ternyata tubuh tidak bisa bohong ya. Saya tiba-tiba sakit sesaat, dan hormon bekerja lebih cepat dari biasanya (untuk cewek pasti paham ini). Saya sendiri juga syok ternyata stress benar bisa mengakibatkan hal macam ini. Lalu apa yang membuat saya tertekan? Oh yah, sebelumnya saya sudah menceritakan bahwa tugas saya semakin banyak, mau tak mau otak saya hanya dipenuhi jadwal deadline tugas. Mencari-cari waktu untuk mengerjakannya, tapi juga menyisihkan waktu untuk belajar mandiri. Ternyata, ini saja tak cukup, jumat kemarin, saya baru dibagikan hasil midterm algebra saya, dan alhasil nilai saya hanya setengah dari sempurna. Sementara ada teman saya yang mendapatkan sempurna. Skor report untuk matkul lain juga dibagikan, hasilnya tidak jelek, tapi melihat teman saya yang dapat lebih tinggi, membuat saya berpikir 'oh, apa yang salah dengan report saya? Apa yang membuat report-nya lebih unggul dari saya? Perasaan saya sudah melakukan yang terbaik'. Hal ini membuat saya frustasi. Semakin lama semakin menumpuk, akhirnya, yah, begitulah.

Saya tak berani cerita ke siapa-siapa. Bukannya saya tidak mau. Cerita ke orang tua, hanya akan membuat mereka khawatir. Cerita ke senpai, saya akan dibalas dengan 'kamu kan masih taun pertama, apasih yang distresin? Taun pertama mah main-main aja dulu', dan itu karena mereka memiliki beban yang lebih dari saya, dan saya harus tau diri, saya tak mungkin membagi beban sepele saya ke mereka yang punya lebih banyak. Teman-teman saya, yah, saya memang tak punya teman disini.

Tapi pada akhirnya, karena saya tak bisa menahannya, akhirnya senpai-chan lah yang kena ciprat badmood saya. Yah, merasa bersalah juga sih, tapi untungnya dia mendukung saya dan membuat saya merasa lebih lega. 

Pada akhirnya, orang yang tak mau saya beritau tentang weak point dan masalah stres ringan saya ini pun saya beritau. Maaf kalau saya membebanimu lagi, Sirsak. Lain kali saya akan lebih berusaha menahan emosi supaya ga cepet stres. But well, easier to say than to be done. Pada dasarnya saya emang cepet stres sih, jadi dapet tekanan sedikit juga langsung berefek.

Selain itu, saya ingat Sirsak pernah berkata kalau dia ingin sekolah di tempat dimana ia dipaksa membaca jurnal dan research sebanyak mungkin untuk bisa menyelesaikan tugas atau sekedar mempelajari matkul terntentu. Sekarang rasanya saya merasakan hal itu, dan saya mau mati. Yah, mungkin karena tak terbiasa aja sih, jadinya waktu dikasih tugas yang dosennya selalu bilang 'I want you to make a small research about this kind of topic. Please find and give a conclusion' malah bikin saya stres.
Nah ini dosen yang selalu bilang kaya gitu
Yah, sekilas cerita. Kembali ke topik utama.

Jumat adalah hari yang selalu saya tunggu, soalnya hari jumat saya hari memiliki 3 kelas dan bisa pulang sore. Biasanya saya menggunakan waktu jumat sore sampai malam jika ada party atau sekedar jalan-jalan. Mengapa saya suka jumat? Karena hari sabtu libur, dan hari senin masih lama, makanya saya bisa sedikit relax. Tapi kebalikannya, saya entah kenapa jadi benci minggu, karena besoknya senin, dan saya harus memulai minggu kuliah lagi, menghadapi kalkulus lagi di hari senin. 

Makanya, untuk menghabiskan hari sabtu dan minggu yang indah, biasanya saya balas dendam. Saya memaksimalkan sabtu-minggu untuk waktu tidur, waktu nyuci, waktu gambar, waktu belajar, dan waktu ngerjain tugas. Soalnya hari lain bakal ga fokus karena mikirin matkul hari esoknya. 
Mengerjakan tugas selagi bisa
Kadang, hari minggu saya gunakan untuk main basket di Higashiyama Gym. Ga sama orang Indonesia aja, ada beberapa orang Jepang juga. Sejenis circle gitu lah. Tapi range umurnya random banget sih, yang cewe selain saya itu ada Akou-san, umurnya udah 34 taun tapi masih lincah banget mainnya, bahkan saya aja kalah staminanya.


Ini lapangan indoor nya
Nah ini saat mereka lagi main dan saya istirahat
Abis basket biasanya saya makan sore menjelang malem gitu sama senpai-chan. Ohya, senpai-chan juga main soalnya. Jadi kadang karena laper, kami nyari makan deket situ. Yang murah aja, paling sushi atau udon lah.


Restoran sushi
Saya emang norak, gatau kalau resto sushi modelnya gini
Sushi yang normal, saya lupa namanya
Sushi dengan smoked tuna
Saya habis 6 piring
Toko Udon
Satu porsi torotama udon
Kadang beli taiyaki, ini tokonya
Ini taiyaki-nya
Selain main basket, kadang juga saya pergi jalan-jalan atau belanja gitu, ngusir penat. Tapi paling ampuh sih kalau main basket. Selain bikin badan sehat, setelahnya juga saya merasa lebih lega dan bersemangat. Atau selain semua hal itu, tentunya saya menyempatkan waktu untuk mengasah hobi saya, yaitu menggambar. Kadang saya juga belanja untuk membeli alat gambarnya.
Alat gambar yang saya beli, lebih murah dari di Indonesia
Salah satu hasil karya saya
Nah itulah cara saya untuk spending weekend. Termasuk hari ini. Dan, minggu malam adalah saat yang paling tak saya suka, karena saya harus menyelesaikan report kalkulus saya, yang selalu tak selesai meski sudah seminggu berusaha saya kerjakan.

Mungkin sampai sini dulu, berikutnya saya ceritakan tentang weekday saya yang membosankan dan matkul yang saya ambil.

Salam,
Mitzi Alia