Sunday, July 19, 2015

Gion Matsuri



Dear readers,

Alhamdulillah Ramadhan berlalu dengan lancar. Puasa di Kyoto emang ga mudah, tapi setidaknya saya berhasil melaluinya. Walau agak sedih juga sih ga bisa ngerayain sama keluarga, ketupat, dan opor istimewa. Yah apa boleh buat. Pembahasan tentang lebaran di Kyoto akan saya tunda dulu ya.

Oke, dari judulnya pasti bisa nebak kan, ya itu loh, Festival Gion atau Gion Matsuri yang sangat terkenal di Jepang. Festival ini adalah salah satu festival terbesar dan termenarik di Jepang. 
Gion Matsuri
Lalu apa sih Gion Matsuri itu? Awalnya sih didasarkan pada ritual keagamaan yang fungsinya sebagai ritual 'purification' atau sebagai penyucian. Tapi makin lama, akhirnya festival ini jadi budaya Jepang yang sangat unik. 

Festival ini berlangsung selama 1 bulan, yaitu bulan Juli. Awal bulan Juli, sepanjang jalan dari Sanjo hingga Shijo akan disuasanakan Gion Matsuri dengan memasang lampion-lampion di trotoar dan menyetel musik-musik khas Gion Matsuri. Semakin mendekat ke acara puncak, semakin banyak orang Jepang dan turis yang ikut meramaikan Gion Matsuri dengan memakai yukata, kimono musim panas, untuk sekedar berjalan-jalan di daerah Sanjo Street hingga Shijo Street. 

Gion Matsuri ini memiliki 2 kali main event, tanggal 17 dan 24 Juli. Malam sebelum main event disebut dengan yoiyama, 2 malam sebelum main event disebut dengan yoiyoiyama, dan 3 malam sebelum main event disebut yoiyoiyoiyama. Unik ya? Berhubung Gion Matsuri ini adalah festival termeriah, banyak turis yang akan datang dan melihat, makanya semakin mendekati main event, jalan Gion-Shijo-Karasuma akan ditutup untuk kendaraan umum, sebab akan banyak orang-orang berjalan dengan menggunakan yukata untuk ikut memeriahkan Gion Matsuri.

Lalu, apa yang ada di main event? Nah di main event ini, sekitar 40 yamaboko (sejenis floating) bakal diiring. Singkatnya ada parade yamaboko melewati rute-rute tertentu. Yamaboko ini juga beda-beda jenisnya, dari yang paling sacred dan besar, hingga yang biasa saja. 
Ini prosesi parade (source)
Prosesi parade (source)
Ini yamaboko yang saya lihat
ada orang di atasnya yang sedang memainkan musik

Tentunya, sebagai pemula di Kyoto, saya juga tidak mau ketinggalan acara istimewa dan meriah ini di Kyoto. Untunglah salah satu organisasi Jepang-Indonesia APIJ, memberikan kami pinjaman yukata bagi mereka yang tertarik untuk ikut turun meramaikan Gion Matsuri. Kesempatan ini tentu tidak saya sia-siakan, saya pun ikutan untuk memakai yukata dan menikmati suasana yoiyoiyama di Shijo-Kawaramachi Street.
Banyak orang berkeliaran dengan yukata
Ini daerah Gion
Ini daerah Karawamachi
Saya dengan yukata
Untuk meminjam yukata, kami harus datang ke suatu restoran Indonesia bernama 'Bali-Bali', di situ ada 2 orang Jepang anggota APIJ yang akan membawakan yukata dan memakaikan yukata pada kami. Setelah semua siap, kami boleh keluar untuk jalan-jalan. Sayangnya saat itu sangat panas, yah karena memang sudah masuk musim panas. Jadi terasa sangat lelah, meskipun kami jalan-jalan saat malam hari. Saya melihat yamaboko yang akan digiring ternyata sudah disiapkan di jalan. Dan benar saja, sangat besar. Saya tidak terbayang kalau mereka benar-benar harus menarik floating itu melewati rute tertentu di siang hari saat summer seperti ini.
Ada orang yang bermain musik tradisional
Bagian belakangnya seperti tempat berdoa
Setelah puas menikmati malam, sekitar jam 10 malam, kami kembali ke Bali-Bali dan mengembalikan yukata pinjaman itu. Barulah kami pulang. Sungguh pengalaman yang unik, pertama kali saya mengenakan yukata dan berjalan-jalan di Jepang bersama orang-orang Jepang yang juga menikmati Gion Matsuri dengan beryukata. 

Tapi, yang membuat saya heran adalah, besok malamnya setelah kami beryukata, badai tiba-tiba menimpa daerah Kyoto. Emergency alert tentang 'typhoon' dann 'landslide' silih berganti masuk ke hp saya. Sungguh mengerikan. Ini pertama kalinya bagi saya untuk menghadapi cuaca ekstrem seperti ini. Badainya memang cukup besar, dengan ujan lebar dan angin yang bertiup kencang sehingga menimbulkan suara tiupan angin dan menggerakan jendela kamar saya.
Sungai Kamo sampai meluap
Hujan deras di hari lebaran
Yang saya khawatirkan adalah kelangsungan Gion Matsuri. Saya tidak tahu apakah tetap berlangsung atau tidak, tapi yamaboko yang telah disiapkan pastinya akan diguyur hujan dan angin. Ditambah di hari main event kemarin, yaitu 17 juli, adalah puncak badai dimana saya mendapat alert 2 kali, peringatan tentang peak of typhoon dan landslide di beberapa tempat tinggi. Sungguh mengerikan.
Pringatan pertama
Peringatan kedua
Saya sungguh kagum dengan teknologi Jepang, semua orang bisa langsung mendapat alert semacam ini. Jadi proses evakuasi jika terjadi sesuatu akan lebih mudah. Alarm ini juga berbunyi sendirinya, membuat saya kaget mendapat peringatan semacam ini.

Tapi, yah, selain semua itu, saya harap alat-alat dan perlengkapan Gion Matsuri aman-aman saja. Saya yakin orang Jepang telah mempersiapkan yang terbaik untuk menghadapi cuaca seperti ini.


Salam,
Mitzi Alia.

No comments:

Post a Comment