Yah sudah lama saya belum posting lagi ya. Sebenarnya saya juga tak ada kerjaan khusus sih, cuma akhir-akhir ini saya menghabiskan waktu untuk baca beberapa novel. Dan saya tak tahan lagi, saya juga sepertinya akan memulai plot projek manga saya. Semakin lama di Jepang, semakin semangat saya untuk memulai my own manga haha. Yah tapi itu bukan hal mudah, menemukan plot yang menarik dan tak mirip dengan manga yang lain, tentunya butuh pemikiran yang keras.
Meskipun begitu, saya juga agak khawatir sih. Hasil semester 1 kemarin baru saja keluar dan, yah tidak bagus. Bahkan saya failed di salah satu matkul, terpaksa saya harus mengulang matkul itu di semester 3. Tentunya ini tamparan bagi saya. Well, seumur umur saya belum pernah gagal segininya kalau tentang pelajaran. Biasanya hanya mepet gagal saja, tapi ini benar-benar gagal. Sejujurnya saya syok, apalagi nilainya cukup jauh dari batas minimal. Apa boleh buat, ini jadi trigger saya untuk "tak boleh gagal" di semseter 2 nanti. Berat sih, beban banget buat saya, tapi yah itu kesalahan saya sendiri. Mungkin kemarin saya memang belum serius.
Posting kali ini, saya akan bercerita tentang Malam Indonesia, wah apa itu? Sebenarnya ini adalah acara rutin Indonesian performance selama 2 tahun sekali oleh PPI Kyoto-Shiga. Acara ini diselenggarakan tanggal 9 Agustus kemarin. Sekitar 3 bulan kami mempersiapkan ini, latiham tiap sabtu-minggu (karena tak mungkin ganggu waktu kuliah), terus tentunya yang paling sibuk adalah senpai-senpai yang mengurus alur performance, anggota, bagian panggung, dan pendanaan. Saya karena hanya diundang untuk ikut tampil, cuma tau harus nari ini dan itu.
Sebenarnya dalam persiapan juga banyak terjadi konflik, yah wajar lah ya namanya juga acara cukup besar, jadi pasti ada konflik antara sutradara, performer dan panitia-panitia lain. Karena saya hanya performer, saya tak terlalu tau masalah yang dihadapi, cuma saya hanya tau dari senpai-chan kalau sempat ada perubahan alur perform. Tadinya kami akan membuat drama dengan tarian di dalamnya, hanya saja karena tim drama nya tiba-tiba mengundurkan diri, kami terpaksa mengubahnya menjadi penampilan tari biasa. Satu masalah yang saya rasakan adalah sulitnya mendapatkan ketertarikan warga PPI Kyoto-Shiga untuk ikut berpartisipasi dalam acara besar ini. Kami kesulitan mencari orang yang mau menari, dan ikut andil dalam acara ini.
Padahal kalau saya pikir, kapan lagi ya bisa saling berkenalan dan semakin dekat dengan warga PPI lain, saya sendiri juga banyak berkenalan berkat acara ini, yaitu selama latihan. Saya sangat berterima kasih bisa ikut berpartisipasi memeriahkan acara ini. Saya sendiri diminta untuk ikut 2 jenis tarian, yaitu tari kipas dari Lampung, dan tari bedana dari Lampung juga. Jujur sih pas akhir-akhir mendekati acara, saya merasa jenuh dan capek. Tentu semua orang merasakan hal yang sama, apalagi akhir-akhir itu semakin dekat dengan waktu ujian. Jadi apa boleh buat, saya merasa tak tenang.
Tapi pada akhirnya, semuanya berjalan lancar. Alhamdulillah, semua orang yang datang terlihat sangat takjub dengan pertunjukannya. Teman saya yang datang pun merasa puas dan dia bilang "It was amazing!".
Ini MC nya, yang cowo itu orang Jepang |
Formalitas dengan beberapa petinggi di Jepang |
Penampilan angklung |
Tari Yamko Rambe Yamko |
Ini Silat |
Tari Bali oleh sanggar orang Jepang |
Tari Bali oleh sanggar Jepang |
Tari Saman |
Tari Kipas |
Tari Bedana |
Tari Randai |
Tari Zapin |
Bagian penonton |
Bazaar |
Bazaar |
Penari Bali |
Salam,
Mitzi Alia
No comments:
Post a Comment