Friday, May 22, 2015

Structural Engineering

Hisashiburi ne.

Wah sudah 2 minggu sejak golden week. Yah, sangat sibuk. Bentar lagi sudah masuk minggu midterm. Tak heran sebagian dosen memperbanyak PR, report, dan tugas presentasi. LELAH KAWAN. Yah, inilah rasanya kuliah di negeri orang. Kupu-kupu ya, bisa dibilang gitu. Sekalinya ada hari libur seperti sabtu dan minggu pun saya gunakan untuk mengerjakan tugas minggu depan, supaya tidak numpuk di waktu deadline. Selain tugas juga saya harus belajar sedikit demi sedikit, mempersiapkan ujian nanti. Saya juga ikut les privat bahasa Jepang, dan sensei meminta saya untuk menghapalkan 128 kanji. Oke, saya tak lagi punya waktu santai.

Yah, selain kesibukan yang saya lewati akhir-akhir ini, saya baru saja dikenalkan dengan kelas structural engineering. Seperti judul post kali ini, saya sangat tertarik dengan major ini, sesungguhnya. Karena tentunya Jepang sudah sangat terkenal dengan berbagai structure yang telah mereka buat dan memiliki kemampuan tingkat atas, contohnya saja seperti skyscraper, bridge, dam, rock anchor, water tunnel, underwater tunnel, dan sebagainya.

Mengikuti kelas ini, telah memberi saya lebih banyak wawasan tentang structural engineering. Dosen saya membagi kelas dengan kelompok yang terdiri dari 2 orang, oke maksudnya berpasangan. Dan masing-masing dari kami harus mempresentasikan sebuah struktur, bagaimana cara kerjanya, bahannya, juga case study-nya. Karena hasil dari presentasi itu yang paling menarik bagi saya adalah mekanisme skyscraper, maka saya hanya akan membahas skyscraper kali ini.

Banyak dari teman-teman saya mempresentasikan skyscraper tertinggi di dunia, seperi Tokyo Skytree di Tokyo (634m), Burj Khalifa di Dubai (830m) dan Canton Tower di Guangdong (600m). Mereka menceritakan mekanisme pembuatan gedung tersebut sehingga bisa tahan dengan hempasan angin, getaran tektonik, dan juga cara menjaga kestabilan gedung agar tetap berdiri menjulang.

Tokyo Skytree
Canton Tower
Burj Khalifa
Saya juga baru tau ada mekanisme bernama "tuned mass damper" yang biasanya diposisikan di bagian atas skyscraper yang berfungsi untuk menjaga kestabilan gedung tersebut. Caranya yaitu, ketika gedung tersebut mengalami goyangan ke kanan, bola damper ini akan bergerak ke kiri, dan juga sebaliknya, sehingga meniadakan goyangan yang dirasakan gedung.

Contoh mass dumper
Mass dumper dari dekat
Ini cara kerja mass dumper
Selain karena mekanisme itu, skyscraper tersebut juga punya ciri khas masing-masing untuk mempertahankan gedungnya. Contohnya, Tokyo Skytree dengan bentuk tripoid nya, yaitu desain yang dibuat mirip dengan tripod kamera. Tokyo Skytree memiliki fondasi yang kuat, dilambangkan seperti akar yang kuat untuk menopang pohon besar.
Bentuk fondasi Tokyo Skytree
Struktur tripoid Tokyo Skytree
Sementara Canton Tower memiliki bagian "twist" di tengah gedungnya, yang merubah arah oval bagian dasarnya. Canton pada dasarnya hanya terdiri dari 3 pattern, yaitu columns, rings, dan braces. Pattern ini disusun sedemikian rupa, menghasilkan struktur geometri yang rumit dan kuat.

Struktur Canton dari atas
Ini bagaimana "twist" Canton didasari
Umumnya, gedung skyscraper memiliki celah-celah atau pattern-pattern steel seperti Tokyo Skytree dan Canton Tower di bagian luar gedung, untuk mengurangi kecepatan angin yang datang dengan memecahnya di bagian celah-celah pattern steel tersebut. Tapi, tidak bagi Burj Khalifa yang memiliki konsep lain untuk meminimalisir hempasan angin yang menerpa gedung setinggi 830m ini. 

Burj Khalifa didesain sangat unik, membentuk segitiga yang berbeda dengan Tokyo Skytree. Bentuk yang unik ini, selain menjadi ciri khas Burj Khalifa, juga menjadi sanggahan yang kuat untuk menahan gedung tertinggi di dunia ini.

Ini dasar bentuk Burj Khalifa
Desain Burj Khalifa sangat unik, saya pun terpesona melihat kehebatan mekanisme gedung tersebut. Segitiga itu juga tidak hanya untuk memperkuat fondasi gedung, tapi juga untuk memecah kecepatan angin yang menabrak gedung, karena seifat fluida udara, yang akan terpecah bila menabrak ujung segitiga, dan juga akan memperlambatnya ke arah lain.

Bentuk unik Burj Khalifa
Mekanisme angin yang dihadapi Burj Khalifa
Saya sangat beruntung bisa mengetahui hal ini, dan saya senang bisa mempelajari banyak dari kelas ini. Saya berharap bisa terus memahami structural engineering, sehingga saya bisa menerapkannya di Indonesia kelak.

Sebagai penutup, ini beberapa perbandingan skyscraper di dunia.



Salam,
Mitzi Alia.

No comments:

Post a Comment