Sunday, May 3, 2015

Semacam Rindu

Tak terasa genap sebulan sudah saya di negeri orang.

Dreaming alone.

Is it me that you see? Tell me I'm not dreaming alone.
Lagi, saya memimpikan hal yang sama, orang bilang saya rindu. Yah mungkin saja, tapi ini sudah tak wajar, apa yang salah dengan otak saya? Saya tidak terlalu memikirkannya.

Tidak, tidak, saya hanya tidak mau mengakuinya.
Setiap hari, saya selalu memikirkan apa yang dilakukannya.
Bagaimana keadaannya.
Tentu saja saya memikirkannya, nasib Indonesia di masa yang akan datang.

Lagi-lagi saya memimpikannya. Apakah saya segitu rindunya?
Apa yang membuat saya merindukan negeri berkembang yang tak kunjung maju itu? Apa yang saya rindukan dari cuaca panas, polusi udara dan suara, juga masalah ekonomi dan politik negeri yang tak kunjung selesai? Apa yang saya harapkan?

Ironi memang, Indonesia tampak begitu Indah di luar. Tapi begitu kau masuk ke dalam, sebagian isinya telah membusuk, terlantar, dan ditinggalkan. Lalu diambil alih oleh tetangga. Menyedihkan, mengingat begitu banyak sumber daya alam dan kebudayaan di Indonesia.

Apa yang salah dari negeri sakura ini? Semuanya teratur, manusia dididik untuk jadi manusia, manner yang berlaku juga sangat sopan. Apa yang kurang? Bahkan sampai sekarang pun saya tidak bisa menemukan titik kelemahan Jepang yang bisa membuat saya kecewa.

Mungkin satu hal yang sangat disayangkan di sini adalah, makanan yang disediakan sangat terbatas, tidak seperti Indonesia yang sangat melimpah akan jenis makanannya. Ah, lagi-lagi sayang sekali kita tidak bisa menjadikannya sebagai keunggulan.

Bahkan saya sudah tidak bisa menemukan beberapa jenis sayuran yang biasa ada di Indonesia. Bila pun ada, bentuknya sangat berbeda. Kita bisa menemukan daging ayam yang masih segar, baru disembelih saat kita hendak membeli di Indonesia. Tapi di sini tidak, kita hanya bisa menemukan daging ayam yang telah dibersihkan, tersedia di supermarket. 

Ini ayam yang ada di freezer supermarket
Beberapa sayuran juga sungguh berbeda, sampai saya sendiri bingung apa benar ini yang saya inginkan.

Tidak seperti telur di Indonesia yang warnanya coklat
Di sini, jamur enoki banyak dan digemari
Ini timun, saya hampir tidak mengenalinya
Brokoli nya besar-besar
Yang ini bayam, ada akarnya! Aneh bukan?
Saya belum pernah melihat salada dijual bulat bulat seperti ini
Dan ini kecap, tapi bukan kecap yang seperti di Indonesia

Sulitnya pula di sini, saya tidak mengerti bahasanya, karena kebanyakan pakai kanji, dan saya belum banyak hafal kanji. Biasanya kalau untuk ke supermarket seperti ini, saya hanya menghafalkan kanji babi dan kanj sake. Kalau saya tidak melihat 2 kanji ini di komposisinya, berarti saya bisa membelinya.

Sungguh, saya rindu dengan Indonesia. Rindu akan makanannya, bahasanya, lingkungannya, teman-teman saya. Terutama saya rindu Bandung, yah entah kenapa kalau lihat video ini, saya baper pisan. Apalagi saat saya melihat gedung ITB ditampilkan.



Dan satu lagi video yang membuat saya sadar bahwa Indonesia sangat cantik, siapa yang belum pernah menonton Epic Java? Kalian orang Indonesia harus menontonnya, supaya kalian menyadari bahwa Indonesia sangatlah kaya.




Salam,
Mitzi Alia.

No comments:

Post a Comment