Saturday, April 11, 2015

‘mantan’ Mahasiswi ITB

Pagi!

Mungkin kalian berpikir, kok mantan? Apakah saya DO? Tidak, tidak, saya keluar ITB dengan hormat. Surat keputusan rektor menunjukan bahwa beliau mengeluarkan saya dengan hormat atas pilihan saya untuk mengundurkan diri dari ITB. Ya, saya mengundurkan diri dari ITB, kampus yang katanya terbaik di tanah air ini.


Apa? Mungkin ada yang kesal dengan keputusan saya. Wajar, mungkin salah satu dari kalian yang ingin masuk kampus ini pasti merasa geram. Tapi tentu saja saya punya alasan atas pengunduran diri itu. Seperti yang saya katakan, bahwa saya lulus di Kyodai, sehingga saya memutuskan untuk meninggalkan ITB.

Lalu? Ya, sebagai alumni ITB yang pernah mengalami perkuliahan di ITB, saya akan sedikit sharing tentang kuliah di ITB.

Bagaimana? ITB mudah? Sulitkah? Ya, banyak yang bilang ITB itu susah masuk, susah pula keluar. Mungkin itu tidak sepenuhnya salah. Tidak, saya tidak bermaksud menakuti kalian, ini hanya berdasarkan pengalaman saya. Bagaimanapun saya masih bangga dengan almamater itu, sebutan alumni ITB masih saya sukai.


Memang, sebagai salah satu kampus terbaik di Indonesia, yang berisikan mahasiswa terbaik bangsa, sudah sepantasnya tidak mudah ditaklukan. Tidak seperti kampus lain, ITB memisahkan tahun pertama bagi para mahasiswa untuk kembali mengasah kemampuan SMA mereka. Barulah pada tahun kedua, mereka bisa memilih jurusan. Sistem di ITB mengharuskan kita untuk memasuki fakultas terlebih dahulu, bukan tertuju langsung pada jurusan. Ada 13 fakultas di ITB, yaitu:

  1. FTI (Fakultas Teknologi Industri)
  2. STEI (Sekolah Teknik Elektro dan Informatika)
  3. FTTM (Fakultas Teknik Pertambangan dan Perminyakan)
  4. FTMD (Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara)
  5. FTSL (Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan)
  6. SAPPK (Sekolah Arsitektur, Perencanaan, dan Pengembangan Kebijakan)
  7. FITB (Fakultas Ilmu Teknologi Kebumian)
  8. FMIPA (Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam)
  9. SF (Sekolah Farmasi)
  10. SITH-S (Sekolah Ilmu Teknologi Hayati-Sains)
  11. SITH-R (Sekolah Ilmu Teknologi Hayati-Rekayasa)
  12. FSRD (Fakultas Seni Rupa dan Desain)
  13. SBM (Sekolah Bisnis dan Manajemen)

Yap, untuk informasi tentang masing-masing fakultas bisa dicari tahu lebih lanjut di web ITB.

Kuliah tahun pertama, banyak yang mengeluh tahun pertama itu sibuk lalala. Padahal kakak tingkat bilang, TPB itu singkatan dari Tahun Paling Bahagia, yang sebenarnya adalah Tahap Persiapan Bersama. Karena TPB cenderung lebih santai daripada penjurusan. Memang tidak salah. Saya yang belum melewati penjurusan pun tahu bagaimana sibuknya setelah penjurusan.

Mata kuliah yang dijalani selama di ITB tidak beda jauh dengan SMA, banyak yang bilang TPB itu seperti SMA kelas 4. Memang judul matkulnya tidak beda dengan yang di SMA, tapi materi yang dipelajari SUNGGUH BERBEDA dibandingkan saat SMA. Mereka yaitu kalkulus, fisika dasar, kimia dasar, bahasa inggris, olahraga, TTKI (Tata Tulis Karya Ilmiah), PTI (Pengenalan Teknologi dan Informasi), PRD (Pengantar Rekayasa dan Desain), dan pengantar untuk masing-masing fakultas. Beberapa fakultas juga ada mata kuliah gamtek atau gambar teknik.

Lalu apa bedanya dengan SMA? Kalkulus, fisika dasar dan kimia dasar yang dipelajari memang seperti mengulang materi SMA, tapi tentunya lebih konseptual, mendalam dan meluas. Di ITB, 3 matkul utama ini dibagi menjadi A dan B. Tentunya A lebih sulit dibandingkan B. Jika kimia A mendapatkan praktikum, kimia B tidak mendapatkan praktikum, hanya itu perbedaan di kimia A dan B, selebihnya materinya sama. Fisika A dan B sangat berbeda, fisika A jauh lebih susah dibandingkan fisika B, dan keduanya sama-sama mendapatkan praktikum.

Mata kuliah bahasa inggris dibagi ke dalam 3 kelas, Critical Reading, Writing, dan Presentation. Kita akan melalui placement test untuk mendapatkan salah satu kelas tersebut.

Olahraga? Mungkin dari kalian ada yang heran mengapa ada matkul olahraga. Sebenarnya saya pun heran, tapi bagi saya matkul ini hanya sebagai penggembira dan agar tetap menjaga kebugaran saya, meski olahraga yang dijalani cukup berat.

TTKI tidak jauh beda dengan bahasa Indonesia, kita mempelajari berbagai macam tata cara penulisan yang benar. Matkul yang cukup memusingkan tapi menambah wawasan.

PTI pun dibagi ke dalam A dan B. PTI A adalah matkul yang mempelajari microsoft word, excel dan presentation, sementara PTI B yang mempelajari bahasa pemograman menggunakan C++. 

Pengantar Rekayasa dan Desain, setiap fakultas berbeda mengenai apa yang dibahas, sesuai dengan kebutuhan setiap fakultas. Yang terakhir pengantar untuk masing-masing fakultas adalah sebagai pengenalan TPB untuk mengetahui apa yang akan dihadapi di setiap jurusan yang ada di fakultas tersebut.

Mungkin banyak dari kalian yang berpendapat TPB hanya buang-buang waktu, seharusnya kuliah adalah saatnya fokus dengan jurusan. Memang itu tak sepenuhnya salah, tapi dosen kalkulus saya, salah satu dosen lama di ITB, berkata bahwa TPB adalah masa yang sangat penting untuk kembali mengasah logika, cara pikir, dan pemahaman konseptual. ITB harus menghasilkan mahasiswa yang bisa berpikir secara meluas, cepat dan tepat. Karena itulah pengasahan semacam ini diperlukan demi menghasilkan bangsa yang diharapkan. Saya sangat setuju degan hal ini. Masa TPB juga sebagai uji kepantasan diri, mengukur diri apakah kita pantas di kampus ini, dan juga sebagai sarana menjaga rendah hati, karena di atas langit masih ada langit. Bisa saja kita merasa kita yang terhebat saat SMA, namun dengan masuk ITB kita akan sadar bahwa orang yang jauh lebih jenius dari kita bertaburan di kampus itu. Saya pun termasuk orang yang masih mengagumi anak-anak ITB yang memiliki otak cemerlang, saya sangat salut sebab banyak sekali yang sangat pintar, hingga saya tidak tahu lagi harus berkata apa kecuali berdecak kagum.

Selain masalah perkuliahan, tentunya pertemanan juga sangat penting. Ya, terutama di ITB, memiliki banyak link atau pertemanan sangatlah penting. Masa TPB ini juga sebagai sarana untuk memperbanyak teman, wawasan dan kenalan, baik itu dari angkatan sendiri atau dari angkatan di atas kita. Bagaimana caranya? Ikuti UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa) dan kepanitiaan secara aktif. Akan lebih mudah bagi TPB untuk aktif di unit dan panitia karena kecendrungan waktu kosong yang lebih banyak dibandingkan saat jurusan. Selain itu, untuk menghafal teman seangkatan pun akan lebih mudah karena gedung dan ruangan yang digunakan TPB sama untuk setiap fakultas. Sehingga kita akan sering bertemu teman dari fakultas yang berbeda. Lain halnya saat jurusan yang hanya menggunakan 1 gedung, sehingga kita akan sulit untuk bertemu teman dari jurusan lain.

Ini lokasi beberapa unit berkumpul, biasa disebut 'sunken'
Dengan mengikuti unit, kita akan mendapatkan relasi dan pertemanan. Namun biasanya setiap unit dan kepanitian memiliki kaderisasi. Jika kita lulus kaderisasi tersbut, maka kita akan dilantik menjadi anggota dari unit tersebut. Jika tidak, maka kita akan dikeluarkan. Memang sedikit merepotkan, jenis kaderisasi tiap unit pun berbeda-beda tergantung jenis unit yang kita ikuti. Tapi tentunya semua itu akan tidak sebanding nilainya bila kita berhasil bergabung ke dalam unit tersebut.

Itulah beberapa informasi mengenai ITB, berikutnya mungkin akan saya posting mengenai Jepang lagi.

Salam,
Mitzi Alia.

3 comments:

  1. Makasih infonya kak, sukses terus

    ReplyDelete
  2. Kak.. saya mau bertanya, pertama, bagaimana prosedur mengundurkan diri dari itb? kedua, apakah mahasiswa yang berkaitan harus menghadap secara langsung? Boleh tidak apabila diwakilkan oleh orangtua? Terimakasih

    ReplyDelete
  3. Kak.. saya mau bertanya, pertama, bagaimana prosedur mengundurkan diri dari itb? kedua, apakah mahasiswa yang berkaitan harus menghadap secara langsung? Boleh tidak apabila diwakilkan oleh orangtua? Terimakasih

    ReplyDelete